Return to site

Tank Pandur, Kendaraan Tempur Baru TNI AD

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Diam-diam TNI AD akan punya kendaraan baru yg kian membuat gagah mereka di Asia Tenggara.

Kendaraan baru itu adalah tank Pandur yg telah diakui sbg tank tempur canggih.

broken image

Kehadiran tank Pandur nanti akan melengkapi kekuatan satuan Kavaleri TNI AD, sekaligus menggantikan tank-tank TNI AD yg mulai menua.

Tank tempur yg akan hadir tahun ini tersebut merupakan pengembangan lanjut dari APC Pandur yg dikembangkan Austria.

Kendaraan ini tersedia dlm dua konfigurasi 6x6 & 8x8 meter.

Versi dasar 6x6 dirancang untuk mengangkut tiga orang kru & enam tentara & dapat dipersenjatai dgn berbagai tipe senjata hingga kaliber 99 mm.

Sementara, untuk 8x8 dapat membawa smp 12 orang tentara jg bisa dilengkapi dgn senjata hingga kaliber 105 mm.

Kendaraan ini dapat terlindung dari senapan mesin Armor-piercing 7,62 mm & proyektil armor-piercing 14,5 mm.

Yang akan digunakan TNI tipe Pandur II 8x8.

Wujudnya tetaplah panser, tapi yg satu ini bukan panser biasa, pasalnya panser ini mempunyai daya gebuk setara medium tank.

Sosok ranpur yg dikenal sbg Pandur II 8×8 FSV (Fire Support Vehicle) akan membuat Satuan Kavaleri TNI AD kian dihormati sejawatnya di Asia Tenggara.

Pasalnya, dgn hadirnya Pandur II 8×8 FSV, otomatis TNI AD menjadi pemegang predikat pengguna ranpur 8×8 tercanggih & terkuat di Asia Tenggara.

Sebagai perbandingan, khususnya dari sisi fire power, AV81 Terrex 8×8 (Singapura), & AV8 Gempita 8×8 (Malaysia) paling banter dipersiapkan sbg IFV (Infantry Fighting Vehicle) dgn kanon kaliber 25 – 30 mm.

Sementara Pandur II 8×8 FSV yg akan diakuisisi TNI AD mengusung meriam kaliber 105 mm, selain ada varian Pandur II 8×8 IFV dgn kanon RCWS (Remote Control Weapon System) 30 mm untuk Satuan Infanteri Mekanis.

Sebagai alutsista jenis baru untuk TNI, banyak hal menarik dari Pandur II 8×8 FSV.

Seperti dari kubah & laras meriam 105 mm.

Pihak manufaktur menawarkan dua varian, ada CT-CV 105 mm produksi CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) Belgia, & OTO Melara HITFACT 105 mm dari Italia.

Dengan basis modular, Pandur II dapat di seting untuk menggunakan kubah & tanpa kubah.

Bila tampil dgn kubah senjata, Pandur II tampil sbg IFV (Infantry Fighting Vehicle) dgn membawa enam prajurit.

Sementara bila beperan tanpa kubah, alias sbg APC ‘murni,’ bisa membawa dua belas prajurit.

Urusan kubah di Pandur II banyak ragamnya, dari mulai bekal RCWS (Remote Control Weapon System) kaliber 30 mm smp meriam penggebuk kaliber 105 mm.

Untuk proteksi, sekujur ‘tubuh’ Pandur II dirancang sanggup menahan terjangan proyektil smp kaliber 12,7 mm & 14,5 mm.