Return to site

Solid Gold Berjangka | Perkembangan Robot Seks: Solusi Sahwat & Pergeseran Norma

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Masalah seksualitas kerap menjadi momok bagi banyak orang dewasa di seluruh dunia.

Berbagai tren, studi hingga inovasi tak pernah berhenti untuk menyelesaikan keragaman masalah seksualitas yg ada.

broken image

Viral

Baru-baru ini, tren robot seks kembali menjamur pasca kisah viral pria di Jepang, Masayuki Ozaki (45 tahun) yg mencintainya robot seksnya, Mayu ketimbang istrinya sendiri.

Pasalnya pasca istrinya melahirkan, ia merasa kesepian & tidak lagi melakukan ritual bercinta pasutri.

Tidak hanya Ozaki, pria Jepang lainnya bernama Senji Nakajima (62 tahun) jg mencintai robot seksnya & berjanji tidak akan berkhianat.

Mereka berdua hanyalah segelintir pria yg berani mengungkapkan kisah cinta dgn robot seks kepada publik.

Pada kenyataannnya, penjualan robot seks dari hari ke hari semakin menjamur karena kompleksnya hubungan antar manusia di era serba digital ini.

Selain masalah ekonomi, hal ini jg berdampak bagi tingkat kelahiran di suatu negara.

Perkembangan Robot Seks

Dulu, mainan seks berbentuk boneka sangat simpel bentuknya.

Hanya berwujud boneka plastik yg bisa ditiup udara.

Peneliti Henrik Christensen dari European Robotics Research Network memprediksi di tahun 2006 bahwa akan banyak manusia yg memilih bercinta dgn robot di masa depan.

Di tahun 2010, robot seks bernama Roxxxy diciptakan dgn kemampuan mengucapkan kata-kata.

Di tahun 2015, RealDoll diciptakan dgn teknologi yg bisa berbincang-bincang selain bercinta.

Bulan Mei lalu, New York Post melaporkan bahwa perusahaan RealDoll kembali menciptakan inovasi mutakhir.

Harmony, robot seks pertama yg bisa orgasme bersamaan dgn penggunanya, sekaligus memalsukannya.

Lengkap dgn organ intim yg terasa sangat nyata.

Dari segi model, warna, bentuk, ukuran hingga detail sekecil apapun bisa disesuaikan oleh pembelinya.

Cukup merogoh kocek sebesar $15 ribu (sekitar Rp200 juta), konsumen tidak akan kesepian lagi.

Aspek Psikologi & Kesehatan

Dirangkum dari berbagai sumber, para psikolog dunia sependapat bahwa hal ini merupakan cerminan pergeseran norma masyarakat yg menginginkan hal serba praktis.

Di saat pasangan sendiri menolak untuk bercinta, maka solusi sudah di depan mata.

Sayangnya hal ini berdampak negatif khususnya untuk wanita & anak-anak.

Selain dianggap mesum & abnormal, bercinta atau mencintai robot merupakan awal gangguan kejiwaan.

Secara komunikasi, dgn adanya robot seks, tidak diperlukan komunikasi berbelit-belit untuk menyalurkan hasrat.

Dan dari segi kesehatan, jika digunakan pemiliknya saja, risiko tertular penyakit seksual bisa dihindari.