Return to site

Kisah Tragis Para Wanita Yg Jadi Tahanan Politik | PT Solid Gold Berjangka

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Dalam sejarah tahun 1965 yg kala itu Indonesia telah merdeka, tercatat sbg tahun yg sangat kelam bagi bangsa Indonesia.

Dimana kejahatan genosida atau pembantaian besar-besaran terjadi di sejumlah daerah di tanah air.

broken image

Penyebabnya pun diduga akibat pemberontakan yg dilakukan oleh kalangan yg berasal dari kelompok maupun partai tertentu.

Bahkan bisa dikatakan jika tragedi 1965 merupakan kasus genosida yg paling mengerikan dlm sejarah Indonesia.

Sebagian besar kalangan masyarakat di jejali dgn pemberontakan, hanya saja faktanya hal tersebut justru menyembunyikan kejahatan yg sebenarnya.

Pasalnya sejumlah kalangan diketahui ditangkap tanpa alasan yg jelas, parahnya lagi mereka justru disiksa dgn mengerikan hingga tewas.

Seperti itulah pengakuan dari sejumlah wanita yg sempat jadi tahanan politik dlm tragedi 1965, yg mana dlm kesaksiannya mereka diperlakukan layaknya binatang.

Berikut 5 kisah tragis para wanita yg jadi tahanan politik di masa lalu.

Partini : Di tahun 1965, sebuah organisasi kewanitaan Gerakan Wanita Indonesia atau yg disingkat Gerwani ditetapkan bersalah karena telah menculik para jendral & membunuhnya.

Hal tersebut membuat para anggotanya di buru untuk di tahan demi mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tapi kenyataannya para anggota Gerwani tidak hanya ditahan tapi mereka justru diperlakukan sangat biadab.

Salah satu saksi yg jg sekaligus korban bernama Partini menceritakan kisah yg begitu miris disaat ia & teman-temannya di tahan.

Partini mengatakan ia & para temannya sesama Gerwani selalu mendapat pukulan dari para prajurit.

Bahkan saat itu ia mengaku baru saja melahirkan tapi para prajurit tidak peduli & ia tetap diperkosa secara bergilir setiap malamnya meski ia mengalami pendarahan.

Sukarti : Malang, tragis & mengerikan adalah tiga kata yg sudah cukup menggambarkan kejadian yg menimpa wanita yg satu ini.

Pasalnya ia jg ikut di tangkap karena dianggap sbg anggota Gerwani padahal ia sebenarnya adalah anggota Pemuda Rakyat di Malang.

Sukarti yg sama sekali tidak tahu kejadian yg sebenarnya, tiba-tiba rumahnya dikepung oleh banyak prajurit.

Rumahnya dihancurkan & semua barang-barangnya dirusak, tidak puas Sukarti jg diperkosa secara bergiliran.

Bahkan dlm keadaan lemas tak berdaya & tanpa busana Sukarti diseret ke kantor Polisi.

Tidak berhenti sampai disitu, saat di pindahkan ke Tanjung Gusta Sukarti kembali di perkosa secara bergilir.

Mirisnya lagi Sukarti diperkosa tepat di depan mata suaminya.

Saking banyaknya pelecehan yg ia alami Sukarti sampai hamil berkali-kali tapi saat itu kehamilannya gugur karena mendapat penyiksaan.

Maryati : Kamp Ambarawa menjadi tempat yg begitu menyakitkan bagi Maryati yg dulunya adalah anggota Gerwani.

Selama di tahan Maryati hanya diberi tiga sendok nasi dgn lauk pauk yg basi.

Tidak hanya itu Maryati jg mengalami pelecehan yg sangat keji, ia sempat diestrum, dipukuli hingga diperkosa sampai ia tidak sadarkan diri.

Bahkan menurutnya ia sempat diestrum dgn tegangan tinggi pada organ intimnya, masih teringat bagaimana rasa sakit & darah yg menetes akibat itu.

Baca Juga : Kuburan-Kuburan Yg Menarik Untuk Dikunjungi | Solid Gold

broken image

Rusminah : Rusminah pada tragedy 1965 sebenarnya hanya merupakan seorang Ibu rumah tangga, namun keterlibatan suaminya dlm partai tertentu membuatnya harus mengalami nasib yg begitu tragis.

Tanpa banyak basa-basi Rusminah diseret paksa oleh sejumlah prajurit yg kala itu mencari suaminya.

Ia sempat ditahan di pos polisi di daerah Gurah.

Disana ia diinterogasi dgn cara yg mengerikan bahkan tidak hanya itu, saat diinterogasi Rusminah jg diperkosa oleh para prajurit yg menyeretnya secara bergiliran.

Tidak cukup sampai disitu, saat berada di Kediri Rusminah setiap malam dipaksa untuk ke pos penjagaan untuk membantu para prajurit.

Tapi sepertinya membantu dlm artian memberikan kebutuhan duniawi, setiap malam Rusminah diperkosa secara bergilir di setiap pos yg berbeda.

Yanti : Yanti sempat membuat geger banyak kalangan terkait pengakuannya terhadap salah satu partai di era 1965.

Bahkan ia mendapatkan banyak kritikan pedas atas keterangan tersebut.

Namun semua orang tidak tahu bagaimana nasib yg dialaminya dlm tragedi 1965.

Di usia 14 tahun Yanti yg kala itu mengikuti organisasi Pemuda Rakyat dipaksa berbaris di tengah lapangan tanpa busana.

Tidak cukup sampai disitu, Yanti jg beberapa kali dipukul & diestrum sapai tidak sadarkan diri.

Bahkan ia jg diperkosa bergiliran oleh para prajurit.

Memang penghianatan di masa itu sangat melukai bagi seluruh warga Indonesia.

Namun apakah pantas para tahanan diperlakukan dgn keji seperti itu?

Terlebih lagi sampai sekarang belum ada satupun keterangan apakah mereka memang bersalah atau tidak.

(Prz - PT Solid Gold Berjangka)