Return to site

'Bom Waktu' di Bawah Pulau Samosir | Solid Gold

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Danau Toba yg terletak di Sumatera Utara merupakan kaldera Gunung Toba.

Meski gunung berapi super (supervolcano) Toba tak tampak, bukan berarti dia berhenti menggeliat untuk selamanya.

broken image

Letusan Gunung Toba terakhir kali, 74 ribu tahun lalu, memuntahkan material lava sekitar 2.800 kilometer kubik (km3).

Letusan dahsyat itu menutupi wilayah Indonesia hingga India.

Bahkan, nyaris mengancam populasi makhluk hidup yg mendiami Bumi.

Toba memang sangat jarang meletus, bisa jadi ratusan tahun sekali.

Namun sekali menggeliat, letusannya pasti jadi musibah dahsyat bagi penghuni Bumi.

Tak spt gunung berapi biasa yg rajin mengeluarkan isi perut Bumi, gunung berapi super cenderung menyimpan magma.

Sebuah studi yg dimuat di jurnal Science tahun 2014 mencoba menjawab, mengapa Gunung Toba sanggup menyimpan material sangat banyak sehingga meletus dlm hitungan ratusan tahun sekali.

Studi itu merupakan hasil penelitian tim pakar dari GFZ German Research Centre for Geosciences & Trofimuk Institute of Petroleum Geology and Geophysics Rusia.

Penelitian ini dilakukan dgn meneliti reservoir magma di bawah kaldera dgn basis gelombang seismik, demikian dikutip dari laman Live Science.

Gelombang seismik itu memanfaatkan gelombang laut, aktivitas manusia, hingga desiran angin.

Nah, si gelombang ini merambat di kerak Bumi dgn kecepatan yg berbeda di setiap medium.

Gelombang sismik lebih cepat merambat di medium padat, & melambat saat masuk medium cair, spt magma.

Dari rekaman gelombang itu, mereka lalu membuat gambar bentuk 'dapur' Gunung Toba.

Di bawah tanah Kaldera Toba, rupanya magma tersimpan dlm lapisan-lapisan bebatuan tua, semacam kue lapis legit.

Lapisan horizontal yg dinamai sill itulah yg 'membuat' Toba bisa menyimpan magma dlm waktu sangat lama, tanpa sekalipun harus meletus.

Baca Juga : Soal Palestina-Israel, Liga Arab Konsisten Solusi 2 Negara | Solid Gold

broken image

Menurut studi yg dipimpin Kairly Jaxybulatov dari Trofimuk Institute of Petroleum Geology and Geophysics, lapisan sill itu berada di 7 hingga 30 kilometer di bawah Pulau Samosir.

"Saya pikir, ini adalah ciri khas gunung ini (Toba) & berkaitan dgn gaya dia (Toba) dlm meletus," kata Christoph Sens-Schönfelder, seismolog dari GFZ German Research Center for Geoscience yg jg ikut meneliti.

Dengan model gedinamik itu, imbuhnya, studi ini memperkirakan Gunung Toba butuh berjuta-juta tahun lagi untuk mengumpulkan magma, sebelum akhirnya meletus.

Studi ini memang tidak bisa memprediksi kapan letusan Gunung Toba berikutnya.

Namun, setidaknya penelitian ini bisa membantu para pakar untuk memahami Gunung Toba & gunung api super lainnya di penjuru dunia.

Gunung api super lainnya yg diperkirakan memiliki dapur yg sama dgn Toba adalah Gunung Taupo (Selandia Baru) & Long Valley Caldera Kalifornia, Amerika Serikat.

(Prz - PT Solid Gold Berjangka)